PROFIL
PROFIL
INFORMASI PUBLIK
INFORMASI PUBLIK
KONTAK
KONTAK
TRANSPARANSI KEUANGAN
TRANSPARANSI KEUANGAN
SATU DATA
SATU DATA
LAIN-LAIN
LAIN-LAIN

MENPAN : JANGAN KESAMPINGKAN TANGGUNGJAWAB

MENPAN : JANGAN KESAMPINGKAN TANGGUNGJAWAB
Mau tidak mau, suka atau tidak suka, PNS akan memasuki masa purna tugas atau pensiun, yang semua itu merupakan perjalanan yang harus dilalui. ”Tinggal bagaimana kita, apakah selama ini ada manfaatnya atau tidak. Ini salah satu simbol bagaimana kita mensyukuri,” ujar Meneg PAN Taufiq Effendi dalam acara Peringatan hari Lansia di Kantor Kementerian Negara PAN, Kamis (29/5). Dalam kesempatan itu, Menteri juga menyerahkan bingkisan kepada 24 pensiunan pegawai Kementerian Negara PAN yang sudah memasuki purna tugas dari periode 2004 – 2008. Hadir acara tersebut juga dihadiri Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Eddy Topo Ashari, Ketua Lembaga Administrasi Negara (LAN), Soenarno dan segenap pejabat. Acara itu juga diisi ceramah oleh Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ali Khomsan. Lebih lanjut Meneg PAN mengatakan, selama ini banyak pegawai yang terjebak pada kebiasaan ’mbujeng cekapipun kemawon’ (hanya sekadarnya saja). ”Pokoknya kita sudah ikut upacara secara seremonial saja, tetapi itu semua hanya penggalan-penggalan tanpa arti, tanpa makna. Masalah tanggung jawab sering dikesampingkan,” tuturnya. Dicontohkan, kalau seorang ibu menyiapkan makanan, dia tidak sekadar memasak. Tetapi juga harus menyiapkannya sampai ke meja makan, pada waktu yang tepat, misalnya makan siang pada jam 12, memenuhi empat sehat lima sempurna, memenuhi selera sehingga suami dan anak-anaknya makan dengan nikmat dan seterusnya. Itulah yang dimaksud dengan tanggung jawab. Bukan berhenti hanya sampai pada memasak saja. ”Selama ini kita banyak yang hanya sampai pada memasak, tetapi peran lainnya tidak dilakukan. Sebagai bangsa yang agamis, kita mestinya bertanggungjawab,” ujar Menteri. Dikatakan juga bahwa sejauh ini, yang terjadi seluruh anggota keluarga ikut memasak, sehingga di dapur hiruk pikuk. Kalau seperti itu yang terjadi, maka siapa yang mencari nafkah, lalu bagaimana dengan anak-anak yang harus menuntut ilmu. Itulah gambaran yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Mestinya, lanjut Menteri, jangan semuanya ikut memasak di dapur. Kalangan akademis harusnya bicara secara akademis dalam memecahkan bangsa ini. Demikian juga yang lain, menjalankan peran masing-masing, dengan irama dan nada yang senada. ”Sulit dibayangkan kalau sebuah lagu nadanya hanya do atau re saja. Justru yang terjadi hanyalah kebisingan, bukan lagu yang merdu,” tambahnya. Disinggung juga bahwa baru-baru ini Meneg PAN melakukan rapat dengan Menpera dan Bapertarum. ”PNS harus punya rumah di hari tuanya. Dan itu sangat mungkin, dan bisa dilakukan kalau persiapannya dilakukan sejak dini. Jangan sampai ada PNS yang pensiun tidak mempuyai rumah,” ujar Meneg PAN Taufiq Effendi.
Tags
berita online